Sunday, March 22, 2015

Aku sadar

Aku pernah ada dalam kondisi sulit,
posisi lemah,
dimana dunia adalah isi dari hati dan pikiran,
yang merajai jiwa dan tindakan adalah semata agar dapatkan pujian [manusia].
.
Aku sakit,
hatiku berpenyakit,
kalbuku tak sehat,
tergerogoti oleh segala macam perasaan tak baik.
.
Ketika melihat saudariku yang lebih cantik ragawinya, aku dengki,
kemudian mulai menggibahinya dengan segala macam prasangka negatif.

Ketika melihat saudariku memiliki harta benda lebih bagus dan mahal, aku iri,
lalu mulai menggosipinya dengan berbagai macam cerita tak baik.

Ketika melihat saudaraku lebih baik prestasinya, aku cemas,
lalu mulai mengata-ngatainya dengan berbagai macam kalimat tak sopan.

Ketika melihat saudaraku lebih baik rejekinya, aku tak ikhlas,
lalu mulai meluncurkan kisah dengan ribuan macam tuduhan tak jelas.

Ketika melihat saudara saudariku bahagia, tertawa dan tampak senang hidupnya, aku cemburu,
lalu mulai mengarang dongeng dengan variasi fitnah sekelas infotainment.

Segalanya cuma miliki tujuan satu:
meninggikan derajatku didepan manusia dengan merendahkan saudara saudariku.
Aku lupa padahal bagi Allah derajatku-lah yang rendah,
serendah rendahnya derajat manusia.
.
Astaghfirullahaladzim..
ya Rabb, seminim itukah akhlakku dulu?
ya Rabb, sedangkal itukah imanku dulu?
ya Rabb, selemah itukah hatiku dulu?
ya Rabb, serendah itulah tindakanku dulu?
.
Aku sadar,
hati ini meredup cahayanya,
bahkan hampir mati.
Segala macam penyakit berlomba-lomba menghabisinya.
Aku sesak, aku sekarat.
.
Posisi Allah dihatiku hampir tergerus dunia.
Bahkan hampir tak ada Dia disana.
Padahal dunia & isinya adalah ciptaanNya.
Innalillahi.
.
Sampai saat ini, aku masih dalam kondisi menyembuhkan hati, mengobatinya,
mematikan semua penyakit & bibit yg ada.
Kini aku sadar,
ALLAH adalah obat dari segala penyakit hati.
Agar kelak ketika waktuku habis dibumi,
aku berada dalam kondisi bersih kembali seperti bayi.
.
Semoga cerita ini dapat pula menjadi obat dan pengingat untuk diriku yang ternyata masih berpenyakit hatinya

No comments:

Post a Comment