Wednesday, June 29, 2016

HIJRAH pembuhuh 100 Jiwa

  • (ditulis oleh: Al-Ustadz Abu Muhammad Harits)


  • Kisah ini pernah terjadi di zaman Bani Israil dahulu kala. Nabi n menceritakannya kepada umatnya agar menjadi pelajaran berharga dan teladan dalam kebaikan.

    Al-Imam Al-Bukhari dan Muslim rahimahumallah meriwayatkan dari Abu Sa’id Al-Khudri, Sa’id bin Malik bin Sinan c, bahwa Nabi n bersabda:

    Dahulu, di zaman orang-orang sebelum kalian, ada seorang laki-laki yang telah membunuh 99 jiwa. Dia pun bertanya tentang orang yang paling alim di muka bumi ketika itu, lalu ditunjukkan kepadanya tentang seorang rahib (pendeta, ahli ibadah). Maka dia pun mendatangi rahib tersebut lalu mengatakan bahwa sesungguhnya dia telah membunuh 99 jiwa, apakah ada taubat baginya?
    Ahli ibadah itu berkata: “Tidak.” Seketika laki-laki itu membunuhnya. Maka dia pun menggenapi dengan itu (membunuh rahib) menjadi 100 jiwa. Kemudian dia menanyakan apakah ada orang yang paling alim di muka bumi ketika itu? Lalu ditunjukkanlah kepadanya tentang seorang yang berilmu. Maka dia pun mengatakan bahwa sesungguhnya dia telah membunuh 100 jiwa, apakah ada taubat baginya? Orang alim itu berkata: “Ya. Siapa yang menghalangi dia dari taubatnya? Pergilah ke daerah ini dan ini. Karena sesungguhnya di sana ada orang-orang yang senantiasa beribadah kepada Allah, maka beribadahlah kamu kepada Allah bersama mereka. Dan jangan kamu kembali ke negerimu, karena negerimu itu adalah negeri yang buruk/jahat.” Maka dia pun berangkat. Akhirnya, ketika tiba di tengah perjalanan datanglah kematian menjemputnya, (lalu dia pun mati). Maka berselisihlah malaikat rahmat dan malaikat azab tentang dia.

    Malaikat rahmat mengatakan: “Dia sudah datang dalam keadaan bertaubat, menghadap kepada Allah dengan sepenuh hatinya.” Sementara malaikat azab berkata: “Sesungguhnya dia belum pernah mengerjakan satu amalan kebaikan sama sekali.” Datanglah seorang malaikat dalam wujud seorang manusia, lalu mereka jadikan dia (sebagai hakim pemutus) di antara mereka berdua. Maka kata malaikat itu: “Ukurlah jarak antara (dia dengan) kedua negeri tersebut. .”
    Maka ke arah negeri mana yang lebih dekat, maka dialah yang berhak membawanya.” Lalu keduanya mengukurnya, dan ternyata mereka dapatkan bahwa orang itu lebih dekat kepada negeri yang diinginkannya. Maka malaikat rahmat pun segera membawanya.


  • Kata rawi: Kata Qatadah: Al-Hasan mengatakan: “Disebutkan kepada kami, bahwa ketika kematian datang menjemputnya, dia busungkan dadanya (ke arah negeri tujuan).” Hadits ini menceritakan kepada kita tentang orang yang telah membunuh 99 jiwa lalu dia menyesal dan bertaubat serta bertanya tentang ahli ilmu yang ada ketika itu. Kemudian ditunjukkan kepadanya seorang ahli ibadah.

    Ternyata ahli ibadah itu hanyalah ahli ibadah, tidak mempunyai ilmu. Rahib tersebut menganggap besar urusan itu sehingga mengatakan: “Tidak ada taubat bagimu.” Laki-laki pembunuh itu marah lantas membunuh ahli ibadah tersebut. Lengkaplah korbannya menjadi 100 jiwa.

    Kemudian dia tanyakan lagi tentang ahli ilmu yang ada di masa itu. Maka ditunjukkanlah kepadanya seorang yang alim. Lalu dia bertanya, apakah ada taubat baginya yang telah membunuh 100 jiwa? Orang alim itu menegaskan: “Ya. Siapa yang bisa menghalangimu untuk bertaubat? Pintu taubat terbuka lebar. Tapi pergilah, tinggalkan negerimu menuju negeri lain yang di sana ada orang-orang yang beribadah kepada Allah l, dan jangan pulang ke kampungmu, karena negerimu adalah negeri yang buruk.” Akhirnya, lelaki itu pun pergi berhijrah. Dia berangkat meninggalkan kampung halamannya yang buruk dalam keadaan sudah bertaubat serta menyesali perbuatan dan dosa-dosanya. Dia pergi dengan satu tekad meninggalkan dosa yang dia lakukan, memperbaiki diri, mengisi hari esok dengan amalan yang shalih sebagai ganti kezaliman dan kemaksiatan yang selama ini digeluti.

    Di tengah perjalanan menuju kampung yang baik, dengan membawa segudang asa memperbaiki diri, Allah l takdirkan dia harus mati.

    Takdir dan kehendak Allah l jua yang berlaku. Itulah rahasia dari sekian rahasia Allah Yang Maha Bijaksana. Tidak mungkin ditanya mengapa Dia berbuat begini atau begitu. Tetapi makhluk-Nya lah yang akan ditanya, mengapa mereka berbuat begini dan begitu. Allah l Maha melakukan apa saja yang Dia inginkan.

  • Semua yang ada di alam semesta, baik yang terlihat maupun tidak terlihat adalah milik Allah k, ciptaan-Nya dan di bawah pengawasan serta pengaturan-Nya. Dia Yang menentukan setiap perbuatan seorang hamba, 50.000 tahun sebelum Dia menciptakan langit dan bumi. Dia yang memberikan perangkat kepada seorang hamba untuk melakukan sesuatu. Dia pula yang memberi taufiq kepada hamba tersebut ke arah apa yang telah ditakdirkan-Nya.

    Pembunuh 100 jiwa itu, adalah salah satu dari makhluk ciptaan Allah l. Dia ada di bawah kehendak dan kendali Allah l. Ketentuan dan takdir Allah l sudah pasti berlaku pula atasnya. Perbuatan zalim yang dikerjakannya adalah takdir Allah l. Taubat dan penyesalan yang dia rasakan dan dia inginkan adalah takdir dari Allah l. Alangkah beruntungnya dia. Tapi kalau begitu, zalimkah Allah l? Kejamkah Dia kepada hamba-Nya?

    Jawabnya sudah pasti, tidak. Sama sekali tidak. Dari sisi manapun, Dia bukanlah Dzat yang zalim.

    Apakah kezaliman itu? Kezaliman adalah berbuat sesuatu pada hal-hal yang bukan miliknya. Atau meletakkan sesuatu tidak pada tempatnya.

    Siapakah Allah l? Dan siapakah kita? Milik siapakah kita?

    Kita milik Allah l. Dia-lah Yang telah menciptakan dan mengatur kita. Dia Maha Tahu yang tepat bagi hamba-Nya. Dia Maha Bijaksana, Dia meletakkan segala sesuatu sesuai pada tempatnya. Dia Maha Tahu apa yang diciptakan-Nya. Dia Maha Tahu apa yang terbaik bagi ciptaan-Nya. Allahu Akbar.

    Lelaki itu meninggal dunia. Dia mati dalam keadaan belum ‘beramal shalih’ sekali pun. Dia hanya punya tekad memperbaiki diri, bertaubat dari semua kesalahan. Hal itu terwujud dari keinginannya bertanya kepada mereka yang dianggap berilmu: Apakah ada taubat baginya? Semua itu tampak dari tekadnya pergi meninggalkan masa lalu yang kelam, menyongsong cahaya hidayah dan kebaikan.

    Alangkah besar karunia Allah l kepada dirinya. Alangkah besar rahmat Allah l kepada para hamba-Nya. Tetapi alangkah banyak manusia yang tidak mengetahui bahkan tidak mensyukuri nikmat tersebut.

  • Sungguh, andaikata kezaliman-kezaliman yang dikerjakan oleh Bani Adam ini harus diselesaikan dengan azab dan siksa di dunia, niscaya tidak akan ada lagi satu pun makhluk yang melata di atas muka bumi ini. Sungguh, seandainya kemurkaan Allah l yang lebih dahulu daripada rahmat-Nya, niscaya tidak akan pernah ada rasul yang diutus, tidak ada Kitab Suci yang diturunkan. Tidak ada ulama dan orang shalih serta berilmu yang memberi nasihat, peringatan, dan bimbingan. Bahkan tidak akan ada satu pun makhluk yang melata di muka bumi ini.

    Allah l berfirman: “Dan kalau sekiranya Allah menyiksa manusia disebabkan usahanya, niscaya Dia tidak akan meninggalkan di atas permukaan bumi suatu makhluk yang melata pun akan tetapi Allah menangguhkan (penyiksaan) mereka, sampai waktu yang tertentu; maka apabila datang ajal mereka, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Melihat (keadaan) hamba-hamba-Nya.” (Fathir: 45)

Karna Allah


seseorang yang sayang karna ALLAH akan selalu menundukkan pandangan terhadap
hal-hal yang tak pantas untuknya.

seseorang yang mencintaimu karena ALLAH
akan selalu menjaga ucapannya,karna ia takut ALLAH murka karena telah melukai hati pasangannya.

seseorang yang beriman kepada ALLAH menjaga dirinya dan orang-orang yang di sayanginya dari dosa,dan selalu berhati-hati dalam setiap langkah langkahnya.

seseorang yang mengingtkan ALLAH akan selalu memenuhi relung relung rumah dan hati kekasihnya dengan kalam kalam ALLAH yang menyejukkan.

seseorang yang mencintai karena ALLAH tak pernah bertengkar terlalu lama, tak pernah bersilisih terlalu dalam, krena ia menyadari bahwa kebahagiaan pasangannya adalah kebahgiaan dirinya juga.


Dan Allah Maha Luas (pemberianNya) dan Maha Mengetahui." (QS. An Nuur (24) : 32). ALLAH akan memberi yang kau butuhkan bukan yang kau inginkan

jika menurut-NYA ia baik untuk agamamu,
ALLAH akan menuntun langkahmu ke jalan yang di laluinya

jika menurut-NYA ia baik untuk duniamu,
ALLAH akan mempertemukanmu di tempat yang semestinya

jika menurut-NYA ia baik untuk akhiratmu,ALLAH akan menyatukan jiwa kalian berdua, di masa dan keadaan yang tak pernah kau duga sebelumnya

pada saatnya,matamu akan menatap mata yang begitu menyayangimu.tanganmu akan mengenggam tangan yang di halalkan bagimu.hatimu akan berlabuh pada hati yang menyejukkan jiwamu

ALLAH akan memberi apa yang kau butuhkan,bukan apa yang kau inginkan.
ALLAH lebih mengetahui apa yang lebih baik untukmu,untuk kebaikan dunia dan akhiratmu.





Wednesday, June 22, 2016

Kenali Hatinya

Jika ingin memahami wanita, maka kenali hatinya...

Sebab cinta itu dirasa oleh hati, bukan logika yang bisa bikin sakit hati.

Dalam berumah tangga harus bisa saling memahami, apalagi memahami sosok yang bernama wanita.
Engkau akan mudah berinteraksi dengannya, jika dirimu bisa mengambil hatinya, wanita sangat menyukai perhatian dari sosok yang ia cintai.
Pemberian kesetiaan yang sederhana, ataukah kata-kata yang menenangkan jiwa, mungkin itu saja sudah cukup untuk membuatnya bahagia.

Seorang suami alangkah baiknya belajar bagaimana Rumah tangganya Rasulullah saw. Belajar dari segi perhatian Rasulullah saw. terhadap urusan rumah tangganya dan Belajar bagaimana kasih sayang yang Rasulullah saw. Berikan untuk istri dan anak-anaknya.

Begitupun seorang istri yang baik harus bisa belajar bagaimana memahami suaminya. Belajar ridho dengan kondisi yang Allah beri dan belajar menerima kekurangan yang ada pada suami. Karena penting ketaatannya seorang istri kepada suaminya yang sholeh.

Karena hakikatnya sosok wanita yang baik lagi mencintai suaminya tak akan peduli dengan sesuatu yang bernilai materi, sederhana dan seadanya saja sudah cukup. Alhamdulillah, baginya asalkan ketataan pada-Nya terjaga dan kepercayaan yang diberikan tak ternodai, apalagi sosok yang ada penyayang, bertanggung jawab dan setia.... *so sweet*

Dengan begitu wanita akan sangat bahagia, bahkan jika wanita bisa berkata disaat hatinya bahagia, maka ia akan katakan, "hidup selama 1000 tahun dalam kondisi sederhanapun ia rela. asalkan Allah ridho dan suamipun ridho". Tak meminta apa-apa, karena baginya kebahagiaan hidup yang sesungguhnya adalah bahagianya hati yang di dalam dada...

Allahu a'lam



Thursday, June 9, 2016

Fitrah Wanita

Ketika menyadari fitrah kita tercipta sebagai wanita, lalu Allah mengaruniakan hidayah maka inilah hal yang paling indah dalam hidup wanita. .

Namun sayang, banyak sebagian dari kita—kaum wanita—yang tidak menyadari betapa berharganya dirinya. .

Banyak wanita merendahkan diri dengan menanggalkan rasa malu, padahal Allah telah menjadikan malu sebagai mahkota kemuliaannya. . “Sesungguhnya setiap agama itu memiliki akhlak dan akhlak Islam itu adalah rasa malu”
(HR. Ibnu Majah). .

Begitu jelas Rasulullah memberikan teladan pada kita, bahwasanya rasa malu adalah identitas akhlaq Islam. .

Bahkan rasa malu tak terlepas dari iman terkhusus bagi muslimah, rasa malu adalah mahkota kemuliaan bagi dirinya. .

Rasa malu yang ada pada diri muslimah adalah hal yang membuat dirinya terhormat dan dimuliakan. . “Malu dan iman itu bergandengan bersama, bila salah satunya di angkat maka yang lainpun akan terangkat”
(HR. Al Hakim). .

Dear, peliharalah rasa malu itu pada diri kita, sebagai sebaik-baik perhiasan kita sebagai wanita yang mulia dan dimuliakan. .

Muslimah cantik, menjadikan malu sebagai mahkota kemuliaannya. .