Tuesday, October 21, 2014

Sedikit

Dan betapa sedikitnya pahala yang aku kumpulkan 

“Jangan menjadi orang yang :

  •  Mengharap akhirat tanpa persiapan amal. 

  • Mengundur taubat kerana panjang angan-angan. 

  • Bertutur kata seperti orang zuhud,tetapi beramal seperti orang durhaka.

  •  Jika diberi, tidak pernah puas, Jika tidak diberi,selalu menuntut. Tidak mensyukuri pemberian, selalu mengharap tambahan. 

  • Melarang, tetapi dia terus melakukan. 

  • Menyuruh sesuatu yang tidak dia lakukan. 

  • Mencintai orang saleh, tetapi tidak beramal seperti mereka. 

  • Benci terhadap orang yang melakukan dosa, padahal dia selalu melakukan maksiat. Ketika sakit, dia sangat menyesal. 

  • Ketika sehat, dia merasa aman untuk berbuat dosa. Merasa sombong ketika diberi maaf. Berputus asa bila ditimpa cobaan. 

  • Ketika diuji dengan musibah, dia berdoa seperti orang yang sangat memerlukan. Ketika dalam keadaan lapang, dia berpaling dengan kesombongan. 

  • Mudah dikalahkan oleh hawa nafsu melebihi dugaannya. 

  • Tidak mampu menundukkan hawa nafsunya. 

  • Mampu memberi pelajaran, tetapi dirinya tidak mendapatkan pelajaran. 

  • Pintar menasihati, tetapi dia sendiri tidak mengamalkannya.Ucapannya meyakinkan, amalnya sangat minimal. 

  • Senang berbuat sesuatu yang cepat sirna, sementara yang pasti kekal dia abaikan. Membesar-besarkan kebaikan yang dia lakukan, sehingga kebaikan yang dilakukan orang lain dia sepelekan. 

  • Lebih senang bersenda gurau dan menyanyi ketimbang berzikir bersama orang-orang fakir. 

  • Membimbing orang lain, sementara dia mejerumuskan dirinya sendiri.” 

(Ali Bin Abi Thalib)  

 

Renungan kita bersama sahabatku....

Dikisahkan bahwa suatu hari, Ibrahim bin Ad-ham melintas di pasar Bashrah, lalu orang2 berkumpul mengerumuninya seraya berkata, “Wahai Abu Ishaq, apa sebab kami selalu berdoa namun tdk pernah dikabulkan.?” Ia menjawab, “Krn hati kalian telah mati oleh 10 hal: 

 

1. Kalian mengenal ALLAH tetapi tdk menunaikan hak-NYA. 

2. Kalian mengaku cinta Rasulullah tetapi meninggalkan sunnahnya. 

3. Kalian membaca al-Qur’an tetapi tdk mengamalkannya. 

4. Kalian memakan nikmat2 ALLAH SWT tetapi tdk pernah pandai mensyukurinya.

 5. Kalian mengatakan bahwa syaithan itu adalah musuh kalian tetapi senang mendengar mengikuti bisikannya. 

6. Kalian katakan bahwa surga itu adalah haq tetapi tdk pernah beramal u menggapainya. 

7. Kalian katakan bahwa neraka itu adalah haq tetapi tdk mau lari darinya. 

8. Kalian katakan bahwa kematian itu adalah haq (benar adanya) tetapi tdk pernah menyiapkan diri untuknya.

 9. Kalian bangun dari tidur lantas sibuk memperbincangkan aib orang lain tetapi lupa dg aib sendiri. 

10. Kalian kubur org2 yg meninggal dunia di kalangan kalian tetapi tdk pernah mengambil pelajarani dari mereka". 

(Mi’ah Qishshah Wa Qishshah Fii Aniis ash-Shaalihiin Wa Samiir al-Muttaqiin karya Muhammad Amin al-Jundi, Juz.II, hal.94). 

"Allahumma ya Allah bimbinglah agar kami semakin TAAT padaMU & DOA kami KAU ijabah...aamiin


Menanti Jodoh





Tips menanti JODOH :D 


 1. Jangan fokus pada siapa yang harus dipilih. Tapi fokus melakukan perubahan diri yang lebih baik agar pantas mendapatkan jodoh yang baik.

 2. Jangan menginginkan seseorang menjadi seperti yang kita harapkan. Tapi bagaimana kita bisa menjadikan diri seperti orang yang kita harapkan. 

3. Berusaha memposisikan diri untuk siap lahir batin serta berani menghadapi pernikahan kapanpun jika sewaktu-waktu jodoh telah hadir.

 4. Berusaha untuk tidak patah semangat dan trauma terhadap masa lalu yang kurang menyenangkan. Bukalah lembaran baru yang lebih baik mulai hari ini dan untuk hari-hari selanjutnya. (PR banget -_-) 

5. Menjalin hubungan persahabatan dan persaudaraan sebanyak-banyaknya. Akan lebih baik jika banyak bergaul dengan sahabat yang baik. Siapa tahu jodoh kita berada di antara mereka. (Siapa tau ada teman yg punya kakak/Om / saudara masih single #eeaa)

 6. Jangan terburu-buru menilai atau memberi kesimpulan kepada seseorang itu tidak layak bersama kita. Karena sejatinya jodoh itu akan hadir atas ridha Allah. Sedangkan kewajiban kita hanya berikhtiar. (Jauhkan prasangka suudzon.. Tanamkan husnudzon ^^) 

7. Jangan terlalu mengkhawatirkan usia. Di usia berapapun menikah tetap baik jika kita mampu mempertanggung jawabkan pernikahan tersebut di hadapan Allah. Bagi pasangan, keluarga besar serta masyarakat. 

8. Teruslah beriikhtiar dan berdoa. Karena doa bisa mengubah yang tidak mungkin menjadi mungkin sesuai kehendak-Nya. (Ga ada yg ga mungkin. Dari dunia Maya bisa jadi nyata. Jadi terus perbaiki diri dihadapanNya) :) 

*sabar aja ya mblooo... Hehehe. ...


Logika nya begini... 

Ketika kita ingin bertempur dengan pasukan tentara musuh untuk menyerang musuh, kita memilih senjata panah, atau rudal nuklir.... 

Sementara kita hanya seorang diri logika sehat pasti pilih rudal iya kan.... 
Yang pilih panah angkat tangan...! Jika kita pilih pakai panah ada yang salah dengan Nalar dan logika kita......dan ini fakta sejarah. Rasulullah SAW menikah dulu dengan khadijah baru mendapatkan risalah kenabian mashab bin umair ali bin abi thalib usamah bin zaid ja'far dan sahabat lain nya menikah dulu sbelum mendapatkan amanah dakwah Umar bin abdul aziz menikah dulu sebelum mengguncang peradaban Imam safii menikah dulu sebelum menyelamatkan risalah dakwah Imam hasan al bana menikah dulu sebelum meletakkan dasar pergerakan modern saat ini Abdullah azzam menikah dulu sebelum menggerakan mujahiddin seliruh dunia mengusir rusia Hanya dua ibnu tamiyyah dan sayyid khutub Dia lelaki ini lebih di hajatkan langit dari pada bumi Lebih pantas bidadari dari pada wanita dunia untuk mereka Tapi apakah engkau bisa menandingi fi zahlallnya sayyid khutbi misalnya dalam kerja dakwah mu...

MUSTAHIL rasanya Sahabat... Menikah adalah AMUNISI kita.... dalam menghadapi medan dakwah yang semakin berat hari demi hari Menikah akan membuatmu mempunyai energi yang lebih untuk menghadapi bala tentara penatang dakwah Bayangkan jika saat ini engkau membujang mengaku aktivis dakwah sholat tahajjud mu sepanjang malam dan puasamu sepanjang hari Takkan mampu menandingi dua rakaat solat sunnah orang awam yang sudah menikah.... apalagi jika yang sudah menikah itu aktivis dakwah....ini baru amlan sunnah orng yang sudah menikah engkau blum mampu menandinginya.. bagaimana dengan solat wajibnya... jihadnya....ingat ituu.!...


Sahabat karaktermu sudah terbentuk karaktr da'i skarang pulanglah.......!! Iyaa sekarang pulanglah... pulang...!!!! iiya.....!!!! pulang......!!!cium tangan ibumu peluk hangat ayahmu...... minta izin dan restu mereka untuk menikah......menikah dan dakwah adalah seiring sejalan kecuali bagi mereka yang terkacaukan logikanya... oleh ust hamzah nasution izin share kajiannya

bukankah masalah jodoh itu datang cepat atau lambat.karena yang terpenting adalah kita mengisi sisa usia kita dalam ketaatan kepada ALLAH. teruslah ber husnudzhan kepada ALLAH. karena ALLAH menuruti perasangka hambanya. INGAT BEDA CARA, BEDA RASA BEDA KEBERKAHANNYA karena tujuannya adalah mencari kemuliaan disisi ALLAH  

Saturday, October 11, 2014

UTAMAKAN ALLAH



“Allah SWT. berfirman, ” Pasti akan mendapat cintaKu orang-orang yang cinta-mencintai karena Aku, saling kunjung-mengunjungi karena Aku dan saling memberi karena Aku.” (Hadits Qudsi)”. Diriwayatkan oleh Hakim, Khatib, Ibnu Asakir, Dailami dan lainny; Rasulullah bersabda;
“Barang siapa yang jatuh cinta, lalu tetap menjaga kesucian dirinnya, menyembunyikan rasa cintanya dan bersabar hingga mati maka dia mati syahid.” Sungguh sangat beruntung orang yang mencintai dengan kesucian diri dan berlindung dari godaan syetan yang terkutuk. Tentunya orang yang menjaga cintanya yang suci hingga ia meninggal dunia.
Rasullulah SAW. Berpesan; 


“cintailah sesuatu itu dengan biasa-biasa saja, karena boleh jadi suatu saat nanti dia akan menjadi sesuatu yang kamu benci, dan bencilah sesuatu yang tidak kamu ketahui dengan biasa-biasa saja, karena boleh jadi suatu saat nanti dia akan menjadi sesuatu yang kamu cintai (H.R. Bukhari, Abu Daud, Tirmizi, dan Ibnu Majah, dari Abu Hurairah)
Betapa sering aku mendengar dan membaca dua hadist ini. Tapi, kenyataannya betapa susah sekaligus berat untuk melaksanakannya. Dua hadist yang senantiasa berbicara tentang kesucian, kefitraan dan keagungan jiwa manusia dalam hal membangun relasi dengan sesama manusia dimuka bumi ini, lebih khusus lagi bagi kaum muda seperti aku ini.

Hadist riwayat Al-Bazaar dengan sanad hasan dari Abdullah bin Amr, ia berkata: Rasulullaah Shalallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Siapa yang mencintai seseorang karena Allah, kemudian seseorang yang dicintainya itu berkata, “Aku juga mencintaimu karena Allah.” Maka keduanya akan masuk surga. Orang yang lebih besar cintanya akan lebih tinggi derajatnya daripada yang lainnya. Ia akan digabungkan dengan orang-orang yang mencintai karena Allah.” Tiga perkara, barangsiapa memilikinya memilikinya, ia dapat merasakan manisnya iman, yaitu cinta kepada Allah dan Rasul melebihi cintanya kepada selain keduanya, cinta kepada seseorang kepada Allah dan membenci kekafiran


hai orang beriman, bertakwalah pada Allah dan hendaklah memperhatikan apa yang telah kalian perbuat untuk hari esok (akhirat) (QS. Al Hasyr:18)

Ada sebuah kisah, ketika Umar ibn Khatthab menjadi Amirul Mukminin suatu hari beliau melewati sebuah gereja. Didalamnya terlihat seorang pendeta sedang sibuk mempersiapkan peribadatannya, pendeta itu terlihat sangat serius dengan pekerjaannya.

Cukup lama Sayyidina Umar Ra. memperhatikan pendeta itu, hingga akhirnya si pendeta itu sadar bahwa dia sedang diperhatikan oleh Amirul mukminin.
Begitu melihat Umar yg memperhatikannya dari luar, si pendeta itu pun bergegas menghampiri. Namun belum dekat si pendeta menghampiri, tampak Umar ibn Khatthab menangis. Lalu dengan heran pendeta tersebut bertanya, “wahai Amirul mukminiin, mengapa engkau menangis?”. Umar Ra. pun menjawab, “ketahuilah sesungguhnya aku menangis tatkala menyaksikan engkau begitu sibuk dengan urusanmu, dimana saat itu aku teringat ayat dlm surah al-Ghasiyyah ‘‘Aamilatun naashibah, mereka bekerja dengan susah payah. Tashlaa naaran haamiyah, namun mereka masuk api neraka yang panas’.. engkau begitu sibuk dengan perkara yg engkau anggap benar, padahal dengannya Allah akan memasukan engkau kedalam api neraka.” 

********************************************* 
Allahu! 

kita sebagai hamba Allah yang pasti berpulang kembali padaNya, sudah semestinya berpikir sekian kali dulu jika ingin menyibukkan diri dalam hal tertentu. Atau minimal dalam menyampaikan hal tertentu.
Apa yang kita lakukan ada manfaatnya? Lebih banyak faedah atau justru mudharatnya, dan yang paling penting utamakanlah keridhoan Allah dalam segala hal.

Jangan sampai hal apapun yang kita lakukan hanya jadi perihal yang menguras waktu dan tenaga kita saja tapi tidak menambah catatan amalan kebaikan kita disisi Allah.
Allah sebaik-baik penilai.
Dan hanya padaNya lah kita akan kembali. 

***************************************** 
"Katakanlah: Akan Kami beritahu padamu tentang orang yg paling merugi perbuatannya selama didunia padahal mereka menyangka telah berbuat sebaik-baiknya ( QS. Al Kahfi:103-104)


\

kalau setiap cerita hidup kita selalu indah,hati ini tidak pernah kenal dekat dengan sabar dan ikhlas kalau setiap yang kita inginkan dikabulkan,kita tidak pernah tau indahnya mendekati ALLAH bersama jutaan doa dan harapan kalau setiap harapan kita selalu berjalan sesuai rencana,kita tak pernah belajar bahwa kecewa itu menguatkan ALLAH TAU JALAN CERITA DALAM HIDUP KITA DAN ENDING DARI CERITA HIDUP KITA.teruslah berbuat baik dan lebih dekat kepada ALLAH .sesungguhnya ALLAH itu dekat QS 50:16