Saturday, June 7, 2014

Stress Pada Tanaman

Tanaman bisa mengalami stress seperti juga makhluk hidup lainnya. Serangan hama, perubahan iklim atau juga meningkatnya pancaran sinar ultra violet akibat membesarnya lubang ozon membuat tanaman stress. tanaman pun bisa stres jika salah perawatan. Stres pada tanaman ini juga dipicu akibat kekurangan maupun kelebihan air, serangan bakteri atau virus  maupun cuaca ektrim. “Bahkan akibat proses pengangkutan jarak jauh bisa menimbulkan stres pada tanaman.

Pada saat stress tanaman mengeluarkan zat kimia tertentu, sebagai sistem pertahanan tubuh untuk dapat bertahan hidup. Sinyal stress pada sebuah tanaman, dapat dikenali oleh tanaman lainnya, untuk juga segera mengembangkan pertahanan tubuhnya. Sejak abad pertama ilmuwan Romawi Plinius sudah mengamati fenomena alam tsb. Dilaporkan, tanaman di sekitar naungan kerindangan daun pohon kenari, seringkali mati atau tidak bisa berkembang biak. Diduga penyebabnya adalah rebutan kesempatan hidup sesama tanaman. Para ahli botani modern menyebut fenomena itu sebagai Allelopathie. Dengan mengeluarkan unsur-unsur kimia tertentu, tanaman dapat saling menghambat atau mendorong pertumbuhan tanaman lainnya. Selain itu tanaman akan memproduksi antibiotika, untuk memerangi bakteri atau jamur yang menyerangnya. Jika tanaman lain berada di bayangan angin tanaman yang mengeluarkan sinyal stress tsb, dengan segera tanaman bersangkutan juga ikut bereaksi.

Juga sejak lama diketahui, tanaman mengeluarkan unsur-unsur kimia tertentu, untuk menarik serangga tertentu agar melakukan pembuahan. Jadi secara cerdik, tanaman mengeluarkan sinyal-sinyal yang berbeda, untuk mengusir atau menarik makhluk hidup lainnya. Dewasa ini diketahui tanaman dan atmosfir secara ajeg melakukan pertukaran unsur. Keduanya saling mempengaruhi dalam proses yang amat rumit. Pada proses fotosintesa misalnya, tanaman menyerap gas rumah kaca karbon dioksida dan melepaskan oksigen serta unsur-unsur lainnya. Seluruh tanaman di muka Bumi, dewasa ini ditaksir mampu menyerap 200 sampai 300 milyar ton karbon-dioksida dari udara. Namun aktifitas manusia dalam beberapa abad terakhir ini, mengubah keseimbangan pertukaran unsur dari tanaman ke udara dan sebaliknya. Tanaman semakin sering mengeluarkan sinyal stress, yang menunjukan adanya gangguan keseimbangan ekosystem. Misalnya, kini semakin sering terbentuk apa yang disebut summersmog, yakni lapisan ozon di bawah permukaan, akibat gas buang kendaraan bermotor yang bereaksi dengan oksigen yang diproduksi tanaman. Terjadilah reaksi berantai yang semakin merugikan tanaman, karena tanaman mengalami stress berlebihan. Sebagai reaksinya tanaman mengeluarkan unsur kimia yang berfungsi menguraikan ozon.
 Namun bukan hanya ozon di bawah permukaan, akan tetapi juga lapisan ozon di atmosfir ikut terurai. Setiap tahunnya diperkirakan sampai 800 juta ton lapisan ozon terurai akibat reaksi berantai ini.
Dampak selanjutnya terjadi reaksi yang lebih rumit, yang diduga mengakibatkan pemusnahan hutan secara alami, serta perubahan iklim global. Para ahli biologi dan kimia atmosfir di pusat penelitian ilmiah Jülich di Jerman, sejak tahun 1986 melakukan penelitian bersama, untuk mengetahui secara persis bagaimana proses pertukaran gas dan unsur kimia dari tanaman ke atmosfir dan sebaliknya. Terutama hendak diketahui dampak dari emisi gas Nitrogen Oksida yang berasal dari mesin mobil, terhadap tanaman. Diketahui daun tanaman menyerap hampir seluruh gas Nitrogen Oksida. Yang juga menjadi fokus perhatian para ahli adalah apa yang disebut unsur-unsur organik yang mudah menguap. Unsur organik inilah yang memberikan bau atau aroma khas pada tanaman. Pada kondisi normal, tanaman mengeluarkan sampai 50 jenis unsur organik yang mudah menguap ini. Pada saat stress, jumlah unsur organik yang dilepaskan dapat mencapi 400 jenis, tergantung dari jenis stressornya. Sejumlah unsur organik yang mudah menguap ini, diketahui memicu bahkan memperkuat terbentuknya lapisan ozon baik di atmosfir maupun di bawah permukaan.

Para ahli menyebutkan, siklus, komposisi maupun senyawa antar unsur amatlah rumit. Pada komposisi unsur Nitrogen, unsur organik dan intensitas sinar matahari tertentu, terbentuk lapisan ozon di atmosfir. Akan tetapi jika komposisinya berubah, misalnya jika intensitas sinar matahari menguat, lapisan ozon di atmosfir dapat terurai, sebaliknya terbentuk lapisan ozon di bawah permukaan. Penelitian mengenai sinyal-sinyal stress pada tanaman serta reaksinya berupa emisi unsur organik tertentu, memang belum menemukan gambaran yang sempurna. Akan tetapi sudah diketahui adanya kaitan timbal-balik antara tanaman dan atmosfir, yang amat menentukan muncul dan musnahnya kehidupan di muka Bumi. Termasuk keberadaan umat manusia. Pertukaran unsur antara atmosfir dan tanaman, adalah ekosistem besar yang menentukan kehidupan di Bumi. Dewasa ini masih terus diteliti, seberapa besar dampak global dari aktivitas manusia, terhadap keseimbangan siklus pertukaran unsur tersebut.