Saturday, September 13, 2014

Ujian Hidup

Ujian yang menimpa seorang mukmin terbagi menjadi 4 :

Pertama, ujian dalam bentuk melaksanakan perintah Allah. Contoh dalam ujian jenis ini, seperti perintah Allah kepada Nabi Ibrahim untuk menyembelih, mengorbankan anaknya sendiri, Ismail as.
Perintah ini sangat berat. Bagaimana seorang bapak diperintahkan untuk menyembelih anaknya sendiri yang telah dinantikan puluhan tahun. Tetapi inilah perintah Allah untuk menguji bagaimana keimanan dan kepatuhan Ibrahim AS.


Pada saat melaksanakan perintah ini, Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail sama sekali tidak mengetahui, bahwa nantinya perintah tersebut akan diganti dengan seekor hewan. Yang jelas dengan keimanan yang sangat kuat, mereka berdua melaksanakan perintah Allah dengan sebaik-baiknya. Dalam menggambarkan mengenai ujian ini, Allah SWT berfirman, 


إِنَّ هَذَا لَهُوَ الْبَلاءُ الْمُبِينُ


Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. (Ash-Shaffat 106).

Kita semua juga mengalami ujian jenis ini, tetapi ujian yang kita terima jauh lebih ringan. Sebagai gambaran dalam ujian jenis ini, misalnya perintah untuk melaksanakan shalat jumat. Secara tegas Allah berfirman, bahwa apabila dikumandangkan adzan, kita diperintahkan untuk meninggalkan jual-beli dan apa saja untuk segera menjawab seruan itu dengan mendatangi masjid.
Namun sering kali di saat adzan, justru pembeli datang, ada tamu, ada telepon dan urusan yang membuat kita terlambat datang ke masjid. Ini semua ujian mana yang kita dahulukan panggilan Allah atau panggilan makhluk-Nya.

Kedua, yang akan dihadapi oleh mereka yang telah mengikrarkan keimanannya adalah meninggalkan larangan Allah SWT. Contoh ujian dalam bentuk ini, seperti yang pernah menimpa Nabi Yusuf AS. Sekalipun mampu, dan ada kesempatan, namun Nabi Yusuf mampu menyelamatkan diri dari godaan wanita yang menghendaki perbuatan tercela.
Bagi kita yang hidup di akhir zaman seperti saat ini, ujian jenis kedua ini sangat banyak dan menyebar luas di seluruh lapisan masyarakat. Yang lebih berbahaya, fasilitas untuk melakukan segala macam dosa juga tersedia, bahkan disediakan lokasi khusus. Seperti perzinahan, khamar, judi dan lain-lain.

Ketiga yang akan dihadapi oleh mereka yang beriman, yaitu ujian dalam berbagai bentuk lewat tangan orang-orang kafir. Seluruh Rasul yang diutus Allah mengalami cobaan ini, termasuk Nabi kita Muhammad SAW.
 

Di masa-masa awal kenabiannya, Rasulullah SAW dan ummatnya mengalami penindasan, siksaan bahkan pembunuhan yang semua ini merupakan ujian bagi keimanan mereka.
Ammar bin Yasir, seorang sahabat Rasulullah SAW. Karena mempertahankan keimanannya, ibu beliau yang bernama Sumayyah di siksa dan dibunuh oleh kaum kafir Qurasiy, begitu juga dengan ayah beliau Yasir.
Bani Hasyim, karena keimanan dan melindungi Rasulullah SAW, mereka diuji dengan pemboikotan yang dilakukan oleh kaum kafir Qurasiy hingga hampir 3 tahun lamanya. Mereka di larang berjual-beli, melakukan pernikahan dan keluar dari kepungan orang-orang kafir. Mereka mengalami kesengsaraan, bahwa diriwayatkan, sampai-sampai mereka memakan daun-daunan karena tak ada lagi sisa makanan yang bisa di makan.

Keempat : Ujian dalam berbagai bentuk, yang biasa kita dikenal dalam bahasa Indonesia dengan kata musibah. Seperti, sakit, kekurangan harta, kematian dan lain-lain. Sekalipun semua itu bisa jadi karena kesalahan dan dosa kita sendiri, namun bila telah datang, itulah ujian yang tak dapat dielakkan lagi.
Allah SWT dalam Al-Quran mengingatkan, 


وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الأمْوَالِ وَالأنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ


Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (Q. S. 2; 155)

No comments:

Post a Comment